Horizontal Resize - Hello Kitty

Selasa, 06 November 2012

INVESTASI JANGKA PENDEK

Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham dan obligasi. Pencatatan investasi jangka pendek berdasarkan nilai perolehannya yaitu harga pembelian ditambah biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian.
Kriteria investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga adalah :
<!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Surat-surat berharga itu dapat segera dijual kembali dengan harga yang berlaku di pasaran pada tanggal penjualan.
<!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Penjualan kembali oleh perusahaan dimaksudkan untuk untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Investasi jangka pendek dalam neraca termasuk dalam aktiva lancar. Saham-saham yang dibeli untuk investasi jangka pendek dapat dikategorikan menjadi saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferren stock).
Apabila surat berharga yang dibeli berupa obligasi, misalkan ada bunga berjalannya, maka pembayaran bunga berjalan tersebut bukan termasuk dalam harga perolehan.
Contoh : pada tanggal 1 juni 2009 PT. G membeli obligasi 1000 lembar @ Rp 5.000, obligasi ini berbunga 10% per tahun dan dibayarkan tiap 1 januari dan 1 juli. Untuk membeli obligasi tersebut perusahaan harus membayar materai tempel sebesar Rp 18.000
Buatlah jurnal untuk transaksi investasi di atas?
Jawab :
Harga Perolahan Obligasi
Harga Obligasi = Rp 5.000.000
(1.000 lbr X Rp 5.000 = Rp 5.000.000)
Biaya materai = Rp 18.000
= Rp 5.018.000
Bunga berjalan :
tanggal bunga terakhir = 1 januari 2009
tanggal pembelian = 1 juni 2009
periode bunga berjalan = 5 bulan (5/12 X 10% X Rp 5.000.000 = 20.833)
Jurnalnya :
Surat berharga-PT. K Rp 5.018.000
Pendapatan Bunga Rp 20.833
Kas Rp 5.038.833
Dalam jurnal di atas rekening pendapatan bunga di debet untuk mencatat bunga berjalan yang dibayar. Penggunaan rekening ini akan mempengaruhi jurnal pencatatan penerimaan bunga pada tanggal 1 juli 2009. Semua penerimaan bunga akan dikreditkan ke rekening pendapatan bunga.
Jurnal tanggal 1 juli 2009 :
Kas Rp 250.000
Pendapatan Bunga Rp 250.000*
* perhitungan :
Periode bunga : 1 januari s/d 1 juli 2009 = 6 bulan
: 6/12 x 1% x Rp 5.000.000 = 250.000

UTANG

Utang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena transaksi waktu yang lalu dan harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada waktu yang akan datang. Utang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

  1. Utang Jangka Panjang/ Kewajiban Lancar
Utang jangka pendek adalah utang yang diharapkan harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
Utang jangka pendek terdiri dari :

  • Utang dagang

  • Utang wesel

  • Pendapatan diterima di muka

  • Utang gaji

  • Utang pajak

  • Utang bunga
Perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada utang jangka pendek ini. Jika utang jangka pendek/ kewajiban lancer lebih besar dari pada aktiva lancer maka perusahaan berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Ini berarti perusahaan tidak bisa membayar seluruh utang jangka pendeknya.


  1. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.
Yang termasuk utang jangka panjang yaitu :

  • Utang obligasi

  • Utang wesel jangka panjang

  • Utang hipotik

  • Uang muka dari perusahaan afiliasi

  • Utang kredit bank jangka panjang
Utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan untuk membeli aktiva, menambah modal perusahaan, investasi, atau mungkin juga untuk melunasi utang.

PIUTANG DAGANG

Piutang termasuk aktiva lancar. Artinya piutang tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu yang singkat, maksimal dalam satu tahun buku. Ditinjau dari sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori yaitu :

1. Piutang Usaha
Piutang Usaha ( account receivable ) ini timbul dari hasil utama perusahaan yang berupa penjualan produk atau penjualan jasa dan layanan yang diberikan perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan sebagai aktiva lancar dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun.

2. Piutang Lain-lain
Piutang Lain-lain ( other receivable ) timbul karena transaksi selain dari kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya penjualan aktiva perusahaan, pemberian pinjaman kepada karyawan.

Piutang dalam laporan keuangan ditulis sebesar jumlah kotor tagihannya dan disertai dengan jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih / piutang diragukan.
Jurnal yang berkaitan dengan piutang usaha sebagai berikut :

- Timbulnya piutang usaha karena penjualan kredit :
Piutang Usaha 50.000.000
Penjualan 50.000.000

( Penjualan tidak kena PPN )

Piutang Usaha 55.000.000
Penjualan 50.000.000
PPN Keluaran 5.000.000

( Penjualan kena PPN )


- Terjadi pengembalian barang oleh konsumen :
Retur 1.000.000
Piutang Usaha 1.000.000
( retur barang tidak kena PPN )

Retur 1.000.000
PPN Keluaran 100.000
Piutang Usaha 1.100.000
( retur barang kena PPN )


- Pemberian potongan atas penjualan tunai :
Kas 49.000.000
Pot. Tunai 1.000.000
Penjualan 50.000.000


Kadang piutang tidak dapat ditagih keseluruhan, hal ini menimbulkan kerugian. Jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu membentuk cadangan / penyisihan. Tapi jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih jumlahnya cukup besar dan berisiko maka sebaiknya perusahaan membentuk cadangan.

Metode penghapusan piutang yaitu :
a. Metode penghapusan langsung ( direct write off method )
Ketika dalam satu tahun buku ada piutang tidak tertagih maka pada akhir tahun dilakukan penghapusan dengan jurnal :

Biaya piutang tidak tertagih 5.000.000
Piutang Usaha 5.000.000

b. Metode penyisihan / cadangan ( allowance method )
Dengan metode ini, piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat dengan jurnal. Contoh, piutang usaha Rp 20.000.000,- diperkirakan 2% tidak dapat ditagih. Maka jurnal untuk penyisihan piutang tidak tertagih adalah :

Biaya piutang tidak tertagih 400.000
Penyisihan piutang tidak tertagih 400.000
( 20.000.000 x 2% = 400.000 )